Kategori: Catatan Perjalanan

Hikmah bisa muncul dan diambil kapan saja. Pun di saat melakukan perjalanan, baik ke negeri seberang atau sekedar bersilaturahim ke tetangga sebelah atau belanja ke pasar.

Saat Pengorbanan Berbingkai Ikhlas

Pernahkah Anda memiliki sebuah cita-cita kemudian Anda berusaha mewujudkannya, namun ketika hal yang diimpikan itu sudah di hadapan mata, Anda harus melepaskannya? Bagaimana perasaan Anda saat itu? Seorang muslimah sebutlah Tiara, pernah menghadapi hal tersebut. Bukan suatu hal yang mudah baginya untuk mengukir keikhlasan di hati melepas apa yang ia cita-citakan selama hidupnya ketika jalan…

Continue reading

Karena hidup ini fana

Waktu terasa cepat berlalu di dunia yang fana ini. Rasanya baru kemarin menyaksikan seorang pria berucap syukur ketika motornya yang di parkir di halaman masjid nyaris hilang. Lubang tempat memasukan kunci telah dirusak seseorang di malam ke 21 Ramadhan lalu. Masih segar pula dalam ingatan di saat bersamaan dengan kejadian itu saya melihat seorang nenek…

Continue reading

Tak Sebatas Ramadhan

Seorang nenek terus menjerit dan meronta-ronta tak rela dirinya ditangkap dan di seret ke mobil penampungan. Namun para lelaki berpakaian seragam itu bagai tak kenal ampun. Lebih miris lagi ketika seorang bocah ditangkap dengan cara yang serupa. Sama halnya dengan nenek tadi, bocah tersebut juga menangis histeris, membuat hati saya pilu. Itulah sebuah tayangan video…

Continue reading

Ramadhan Tinggal Kenangan

Rasanya baru kemarin menyaksikan rona gembira terpancar di wajah anak-anak yang begitu bersemangat saat ayahnya mengajak mereka melakukan sesuatu untuk menyambut kehadiran tamu yang tinggal hitungan jam dalam penantian kami. Penuh kehati-hatian jemari mungil mereka menggunting helaian dus bekas membentuk berbagai huruf dan hiasan langit. Mereka larut dalam keasyikan menyelesaikan satu persatu guntingannya. Tak lama…

Continue reading

Mavi Marmara

Pagi itu, di sebuah ruas jalan pusat belanja legendaris di Berlin tak seperti biasanya. Kurfurstendamm nama jalan tersebut atau lebih populer dengan sebutan Kudamm penuh sesak dengan lautan manusia. Mereka tak menghiraukan udara pagi yang dingin menusuk tulang apalagi gerimis hujan saat itu enggan berhenti membasahi jalan, dedaunan, juga manusia-manusia di tempat tersebut yang berusaha…

Continue reading