Tag: Berislam di Jerman

Tak Sekedar Slogan

Hari Minggu kali ini suasana masjid tampak lain, tak seramai biasanya. Hanya ada sedikit anak-anak yang hendak belajar baca Quran. Padahal biasanya sejak jam 12 siang di ruang dekat mihrab masjid telah berkumpul anak-anak remaja putra dan putri, khusyu mendengarkan penjelasan tentang Islam dalam bahasa Jerman dari pembimbing mereka, salah satu dari tiga orang dewasa…

Continue reading

Ketika Sehelai Kain Bicara

Suatu hari saat matahari begitu terik dan orang-orang berbusana seadanya, saya bergegas menuju sebuah halte. Di tempat tersebut saya lihat ada seorang wanita berambut pirang yang sedang merokok. Dia menatap saya lama dari ujung kepala hingga kaki saat saya menghampiri dan duduk sebelahnya. Saya tersenyum dan menyapanya sekedar basa-basi. Wanita tersebut membalas sapaan saya dan…

Continue reading

Sepenggal Episod Silaturahim

Pagi kemarin kami sekeluarga dijemput seorang sahabat menuju sebuah gedung yang akan dijadikan arena pertandingan bulutangkis. Sesampai di tempat, suasana masih terasa lengang. Beberapa panitia sedang sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk kelancaran acara yang dirancang sebagai milad pertama berdirinya yayasan yang memayungi masjid Indonesia di Berlin. Kedatangan saya ke sana bukanlah sebagai peserta turnamen tersebut.…

Continue reading

Saat Diuji untuk Berkata Sejujurnya

“Kenapa tidak coba menyampaikan sejujurnya?“… kata-kata itu selalu mengiang-ngiang di telinga saat seorang sahabat mencoba memberi saran agar kami memindahkan tempat anak-anak kami menghabiskan sebagian waktunya di Kindergarten (semacam taman kanak-kanak). Hmm…sebuah saran yang baik sebenarnya. Tapi entah kenapa kami belum mencobanya. Sejujurnya, hati kami sering diliputi rasa was-was, khawatir tak bisa menyampaikan dengan bijaksana.…

Continue reading

Belajar dari seorang Ibu Tua

Sabtu lalu saya sekeluarga bergegas berangkat ke masjid Al-Falah, sebuah masjid yang didirikan oleh orang-orang Indonesia di Berlin. Khawatir acara pengajian yang biasa diadakan tiap penghujung bulan itu sudah di mulai, kami berlari-lari kecil sambil diiringi tawa riang anak-anak mengejar bis yang hampir saja meninggalkan kami. Yah apa boleh buat, sekalipun bis bisa terkejar, kami…

Continue reading