Penulis: Ineu Ratna Utami

Kehidupan daun yang senantiasa bermanfaat selama tumbuh hingga luruh ke bumi, menginspirasi sekaligus menumbuhkan azzamku. Berbekal segala yang dikaruniakan-Nya, kucoba belajar membaca kehidupan, menyelaminya di telaga nurani lalu berusaha menemukan hikmah dan menuliskannya. Bagiku, menulis merupakan salah satu cara 'meneladani' kehidupan daun. Semoga berguna tak hanya untukku tapi untuk siapa pun yang membaca. Satu asa yang ingin kuraih hanyalah menjadi bagian dari "Khairunnas anfa’uhum linnas - Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebuah Ironi di Pusaran Emansipasi

“Nak Intan, bisa bantu Ibu mencarikan pembantu?.. Rasanya ibu mulai kerepotan nih!” sekonyong-konyong permohonan sang ibu menghentikan langkah Intan yang sedang bergegas membuka pintu pagar rumahnya. Tanpa menunggu respon Intan, ia kembali berkata, “Cucu ibu sekarang sudah mulai aktif, jadi perlu pengawasan yang lebih. Karena hal itu, ibu sulit untuk menyelesaikan pekerjaan rumah terutama menyetrika,…

Continue reading

Andai Rasulullah mengetuk pintu rumahku

Andai Rasulullah SAW datang mengetuk pintu rumahku…. Terbayang olehku sorot mata yang tajam dan teduh bisa meluluhkan hati yang keras dapat menenangkan hati yang gusar. Ingin kusentuh dan kucium tangannya yang lembut bagaikan sutra. Dapat kucium harum tubuhnya yang lekat. Dapat kulihat tubuh tegap dan gagah yang Allah ciptakan dengan rupa terbaik. Ingin aku berkata…

Continue reading

Antara Pohon Pisang, Caroline dan Kita

Pohon pisang tak mau mati sebelum berbuah. Ia ingin kehadirannya di atas dunia ini bisa memberi manfaat sebelum ajal datang menjemput. Tak sekadar itu, pohon pisang telah mempersiapkan generasi penerusnya sebelum ia mati. Tunas-tunas muda inilah yang akan meneruskan tugasnya memberi kebaikan kepada sesiapa yang memetik buahnya, atau mengambil daunnya atau memanfaatkan batangnya. Itulang pisang.…

Continue reading

Perjalanan Mencari Cahaya

Sore itu aku ragu-ragu untuk memenuhi undangan buka puasa bersama ex teman sekolah. Selain karena tidak ada pakaianku yang sesuai dengan dresscode yang ditentukan, juga karena ada hal lain yang benar-benar membuatku malas untuk hadir di acara tersebut. Namun bujukan beberapa teman dan permohonan mereka agar aku bersedia menjadi pemandu acara membuat aku luluh dan…

Continue reading

Bila Hati Sebening Embun

Rasa takjub kerap menjalari hati setiap kulihat air bening itu berkilauan di dedaunan atau rerumputan saat matahari mulai menyapa pagi. Biasanya segera kuhampiri benda-benda dimana bulir memukau itu berada. Kutatap lama atau terkadang muncul isengku, menepuknya. Bersorak riang hati bila si bulir bening bernama embun itu kutemukan menempel di daun talas. Rasa heran sering melingkupi…

Continue reading