Bulan: Agustus 2008

Aulad Tsabita

Beberapa hari terakhir ini hati saya merasa galau setelah membaca beberapa artikel tentang 63 tahun kemerdekaan tanah air diwarnai realitas rakyat kecil yang semakin memprihatinkan. Bayangan beberapa wajah bocah yang pernah merajut hari bersama saya dalam rentang waktu tertentu berkelebatan tak mampu saya tepis. Bahkan membuat bulir-bulir kristal di mata saya mengalir karena sebongkah rindu…

Continue reading

“Maluu…,Bunda!”

Sejak menyimak penuturan seorang sahabat yang menceritakan diskusi antara dirinya dan beberapa sahabat yang lain tentang film anak-anak, saya jadi melihat ulang film anak-anak yang sering dilihat anak saya. Saya berusaha lebih jeli melihat dari berbagai aspek kemudian menyortir yang tidak terseleksi dari kriteria yang saya tetapkan dan mulai mencari-cari film anak lainnya yang „sehat…

Continue reading

Dimanakah Allah Ketika Peluang itu Ada?

Di Berlin dan kota-kota lain di Jerman, umumnya bis memiliki 3 pintu. Calon penumpang yang telah menunggu sekian waktu di halte akan mengantri dengan tertib di pintu depan begitu bis yang ditunggu datang. Kemudian membayar sejumlah uang sesuai dengan jarak tempuh perjalanannya atau memperlihatkan kepada supir kartu langganan yang mereka miliki atau karcis yang di…

Continue reading

“Bunda, tolong…”

“Masya Allah…40, 5 derajat!” rasanya tak percaya ketika kulihat alat pengukur suhu yang barusan kukempitkan di sela-sela ketiak si sulung. Matanya menatapku dengan sorot sayu padahal belum lama berselang mata itu masih berbinar-binar ceria diiringi senyum penuh rasa bangga manakala menunjukkan kepadaku sebuah kreasinya menyusun balok-balok kayu membentuk kereta api. “Bunda, aku ingin tidur” suara…

Continue reading