Bulan: November 2010

Kala Cemeti Terlecut

“Was ist das denn[1], Bunda?” Kautsar bertanya pada bunda saat seekor kuda dengan kereta beroda empat melintas di jalan. “Itu namanya delman, seperti lagu yang sering kalian nyanyikan.” Bunda menjelaskan. “Ach so…”[2] ucap Kautsar dan Salsabila hampir berbarengan. “Kita naik yuk, Bundaa?!” Kautsar penuh semangat mengajak bunda dan adiknya. “Bade kamana, Neng?” tanya pak kusir…

Continue reading

Selaksa Asa, Sebersit Azzam dan Segumpal Kesadaran

Seiring kehadiran buah hati yang pertama menyemarakkan hidup kami, saya jadi memiliki kebiasaan baru yang berlangsung hingga kini. Memandangi wajah anak-anak dikala mereka terlelap dalam tidur malam maupun siang adalah saat-saat yang saya sukai dan tanpa sadar sudah menjadi bagian dalam ritme hidup saya. Ada perasaan tertentu yang sulit diungkapkan namun terasa ada ketenangan mengalir…

Continue reading

Di Suatu Senja Dzulhijjah

Di setiap memasuki bulan Dzulhijah, kita akan kembali teringat atau diingatkan pada sosok manusia-manusia pilihan Allah di mana Dia menjadikan ritual haji dan qurban sarat berbagai pelajaran berharga. Diantara gema takbir yang berkumandang malam ini, saya jadi teringat akan peristiwa beberapa waktu lalu yang membuat diri ini sangat malu padaNya ketika menyelami keindahan pribadi nabi…

Continue reading

Sentuhan Cinta dari Perleberger Strasse

“Bun…Bunda, kita mau pergi nih, Bunda mau ikut?” tanya Kautsar sambil meraih tangan saya untuk sungkem. “Iya, kita mau pergi Bunda…jauuuuh sekali!” Salsabila ikut berbicara. “Wah…wah..wah, anak-anak Bunda yang shalih shalihah ini mau pada kemana, kok sudah rapi begini?” saya terheran-heran melihat anak-anak yang sudah berpakaian rapi. “Kautsar mau ke Al-Falah, mau belajar iqra sama…

Continue reading